Membangun merupakan kata kerja proaktif yang harus di follow up oleh pemerintah, masyarakat adat (Indigenous People), dan stakeholders dengan satu tujuan yaitu adanya peningkatan derajat kehidupan manusia sebagai subject pembangunan yang ada didalam suatu daerah yang memiliki wilayah administrasi tetap. Jika ketidakmajuan ditemui di suatu wilayah administrasi, maka kemajuan didalam segala aspek pembangunan harus diperjuangkan oleh sumber daya manusia yang cerdas secara intelektual, sosial dan moral untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan yang objective dan berkelanjutan dari periode masa ke masa.
Daerah administratif yang boleh dikatakan masih muda pemekarannya dari kabupaten induk, sudah tentu memberikan challenging tersendiri buat pemerintahan defenitif untuk mengisi pembangunan disegala aspek. Tantangan terbesar pembangunan saat ini bukan kondisi geografis tetapi masyarakat adat itu sendiri dengan mindset yang terpola berdasarkan tradisi nilai-nilai sosial budaya dari generasi ke generasi yang juga membentuk karakter secara individu dan komunitas.
Jika tantangan utama hari ini adalah masyarakat adat maka approach yang dilakukan juga harus dengan pendekatan berdasarkan filosofis Anu Beta Tubat dan Historis Teofany yang eksistensinya pernah ada di negeri leluhur Maybrat. Memang tidak mudah melakukannya namun bukan berarti tidak bisa dilakukan, bisa dilakukan jika pemimpin yang hadir saat ini memahami filosofis pembangunan dan berdiri diatas semua kepentingan dengan approach nilai-nilai kebersamaan anu beta tubat dan message teofany yang pernah dinubuatkan oleh hamba Tuhan Pendeta Ruben Rumbiak dalam menjalankan misi amanat Agung di bumi negeri leluhur orang Maybrat.
Sehingga sebagai pemimpin dan masyarakat adat yang merupakan wakil Allah dan umat-Nya saat ini harus menyatukan persepsi dan etnonasionalisme daerah yang bergerak membangun negeri leluhur dengan ide penuntun utama yaitu melalui kearifan local kebersamaan (Anu Beta Tubat) dan wahyu Tuhan (Teofany). Ide utama ini sebagai instrument agar manusia Maybrat tetap dalam koridor-Nya, namun idea ini interpretasinya antara konsep dan praksis diselewengkan iblis didalam pemikiran modern saat ini dengan tujuan agar manusia terus dibuat bodoh dan tidak memiliki pengetahuan sorga yang ber-impact terhadap degradasi moral.
Akhir Kata “ Berkat bisa menjadi kutuk” sebagai subject moral khususnya masyarakat Maybrat untuk terus berpegang pada ide penuntun utama dari Tuhan melalui kearifan lokal dalam membangun dan koridor teofany yang memiliki syarat yaitu tetap memelihara persatuan, kerendahan hati dan takut akan Allah dengan menghormati-Nya didalam seluruh eksistensi kita di dunia yang fana ini.
Best Regards, Bonot Sau - Nema Anu Beta Tubat Maybrat - Author by. Gerry Way