Minggu, 24 Mei 2020

Keseimbangan Alam Semesta Yang Terganggu Oleh Kegiatan Manusia

Doc. Ilustrasi Keseimbangan 
Sejenak terpikir didalam imajinasi tentang latar belakang terjadinya kosmos dan keseimbangan sistem alam semesta (balance of the universe system) yang harus diakui manusia sebagai idea dan default Tuhan dalam menciptakan sistem kosmos dengan prinsip keteraturan didalam tatanan kosmos itu sendiri, maka tugas manusia adalah mengelola hidup dan kehidupan yang di anugerahkan-Nya dengan penuh tanggungjawab melalui nilai-nilai kearifan, norma dan aturan hukum yang berlaku sebagai instrument control yang mengikat manusia sebagai subject moral untuk menjaga keberkelanjutan kehidupan guna mempertahankan eksistensi manusia dan keseimbangan sistem ekologi (ekosistem).

Pada prinsipnya sistem ini berjalan dengan keteraturan yang digerakan oleh Sang pencipta yang kita kenal dengan Tuhan, sehingga alam itu secara berkesinambungan punya cara dan mampu untuk memulihkan dirinya dari beban pencemaran yang masuk ke lingkungan guna mempertahankan stabilitas keseimbangan itu. Namun daya dukung lingkungan (carrying capacity) juga memiliki keterbatas jika beban pencemaran yang masuk ke lingkungan, yang bersumber dari  aktivitas atau melalui campur tangan manusia melebihi kemampuan alam itu sendiri.

Sehingga apa yang termuat didalam deskripsi singkat diatas tentang kosmos dan sistemnya membuat manusia harus menggunakan pikiran dan akalnya untuk mengidentifikasi dan mencari root cause atau penyebab dari ketidakseimbangan yang muncul dan diikuti oleh dampak ekologis yang  sewaktu-waktu akan terjadi serta solusi pengendalian yang dilakukan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia.

Kenapa ini menjadi signifikan karena hukumnya sederhana jika sistem keseimbangan alam semesta dari Sang Kreator Agung begitu sempurna, maka manusia sebagai makhluk mulia yang dilengkapi dengan akal dan pikir harus mempertahankan stabilitas keseimbangan itu agar tidak terjadi bencana ekologis yang mengancam eksistensinya di bumi yang terbatas ini. Sehingga dengan risk yang akan terjadi maka keseimbangan lingkungan harus dikendalikan dengan berbagai instrument buatan manusia berupa Regulasi, Sistem Manajemen Lingkungan, Teknologi dan Soft skill.

Akhir kata jika manusia dikatakan sebagai makhluk konsumen yang bergantung kepada alam yang merupakan produsen dan microorgnisme sebagai pengurai maka kembalilah memanfaatkan kehidupan dibumi dengan mengelola aspek signifikan yang timbul dari kegiatan manusia melalui instrument pengedalian yang tersedia dan tidak mengeksploitasi alam untuk memenuhi keinginan gaya hidup (lifestyle) yang dominan dari kebutuhan primer. 

Best Regards, Created by Gerry Way

Tidak ada komentar:

Posting Komentar