Minggu, 13 Desember 2020

Gunakan Waktu Tuhan Dengan Bijak

Di dalam kehidupan tidak ada yang dapat memberikan kepastian, jika hari ini saya dan anda merasa nyaman dalam kenyamanan yang diterima itu tidak dapat memberikan assurance, karena segala sesuatu dapat berubah dan terjadi diluar dari perencanaan dan kendali manusia. Siapakah yang dapat mengendalikan perubahan atau tantangan yang datang….? Jawabannya tidak ada satu orang dan teori manapun yang dapat menghentikan dinamika kehidupan yang terus berjalan. Sebagai orang percaya pastikan semua itu mengalir dengan rasa syukur karena segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya, kita hanya bisa mengendalikan yang dapat saya dan anda kendalikan yaitu diri didalam meresponi sesuatu yang datang dengan pikiran Kristus.

Di dalam hening dan terenung pada masa proses karantina selama dua minggu membuat saya menyadari sungguh-sungguh tentang makna waktu Kronos dan Kairos Tuhan yang harus dimaksimalkan oleh orang Kristen dengan sesuatu yang bermanfaat terutama dalam meningkatkan pertumbuhan rohani dan mengisi jiwa (pikiran, perasaan & kehendak) melalui sarana doa kontinyu didalam batin, merenungkan firman dan menjadi pelaku iman. Ada hal yang harus kita pahami tentang kairos Tuhan adalah periode tertentu, jika sudah lewat tidak akan kembali lagi (Roma 5:6) oleh sebab itu waktu kairos berbicara tentang kesempatan dan momentum yang ada di waktu-waktu tertentu.

Jika momentum kehidupan terlahir, hidup, mati, dibangkitkan dan di hakimi untuk hidup bersama Sang Kekal yang hanya terjadi sekali bagi manusia, pertanyaannya apakah saya dan anda kita sudah memaknai waktu Tuhan, baik itu Kairos, Aion (waktu kekal), dan Kronos dengan melihat kehidupan yang dipercayakan-Nya sudah seturut tujuan Allah didalam pribadi kita masing-masing…! Silakan masing-masing pribadi renungkan dan memaknai tujuan Allah didalam diri Anda dan pastikan kita sebagai orang percaya memenuhi tujuan panggilan pelayanan bagi kemuliaan Allah, untuk investasi di dunia yang fana ini sebagai wujud rasa syukur atas kasih karunia keselamatan melalui buah pertobatan didalam kehidupan dan yang paling penting melakukan kehendak Allah, supaya pada akhirnya saya dan anda tidak ditolak, (enyalah sesungguhnya kamu pembuat kejahatan).

Mari pergunakanlah waktu yang ada dengan sebaik-baiknya karena hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5:16)

by. Gerry Way Clinic Tangguh Kairos Tuhan, 14/12/2020. 12.54 AM. 



Minggu, 05 Juli 2020

Mulianya Perempuan Tanah

Doc. Perempuan Tanah Papua
Dalam pikiran yang penuh tanya terpikir, kenapa tanah air disebut ibu pertiwi bukan bapak pertiwi? Pusat pemerintahan disebut Ibu kota bukan bapak kota? Leluhur disebut nenek moyang bukan bapak moyang? Jari yang ukurannya paling besar disebut ibu jari dan bahkan ada teori ekofeminisme yang berbicara tentang relasi perempuan dengan alam dan ada juga sebuah judul lagu “tidak ada perempuan, tidak ada air mata”. Beberapa frasa tersebut menunjukkan betapa Mulianya Perempuan.

Jika perempuan begitu mulia, apakah pantas kekerasan fisik, verbal dan tulis harus terus terjadi kepada perempuan dan kenapa itu bisa terjadi…? Kekerasan kepada perempuan harus dihentikan apapun itu, dengan kembali kepada kearifan lokal sosial budaya komunitas masyarakat adat dan nilai spiritual dalam memandang dan menghormati perempuan. 

Jika diantara kita sebagai kaum yang bukan perempuan, sadar dan tidak sadar atau sengaja dan tidak sengaja pernah melakukan tindakan kekerasan kepada perempuan baik fisik, verbal dan tulis sudah sepatutnya kita sadar, empati dan berpegang kepada kearifan lokal masyarakat adat dalam menghormati perempuan dan nilai spiritual yang terfirman di dalam 1 Petrus 3:7, Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

Kesetaraan dan rasa hormat kepada sesama harus diperjuangkan melalui perubahan perilaku dan paradigma berpikir secara fundamental dalam memandang perempuan sebagai pendamping hidup yang sama dimata Tuhan dan berbeda secara kodrat serta panggilan pelayanan hakiki (menjunjung emansipasi perempuan dan kesetaraan gender).

Dijaman yang serba digital informasi begitu cepat dan bahkan ada diujung jari, sudah sepatutnya pikiran dan tangan kita dikendalikan, jika ada masalah personal dihati tidak gegabah mem-publish di media social yang bisa diakses semua orang sehingga harus dipastikan dengan pikiran kita, dan melakukan self risk assessment terlebih dahulu.

Ada lesson learn dalam beberapa hari belakangan ini, dimana ada viral di media social tentang status seseorang yang punya masalah perasaan dan belum mampu berdamai dengan hatinya sehingga ada kekacauan pada hatinya yang tanpa self control sedang memamerkan kacau kepribadian dipandangi oleh banyak pihak, sangat jelas  terbaca dalam tulisnya tentang narasi dan diksinya sedang merendahkan dirinya dihadapan kaum perempuan dan menunjukkan empirisme lain yang tersembunyi padanya, ini semacam protes tak sampai dan memakai alat bantu media untuk menyatakan protes agar dapat keluar dari empirisme yang sedang melanda dirinya.

Mungkin maksud yang bersangkutan baik tetapi isi hatinya di publish pada platform yang bisa diakses semua orang (medsos, android & internet) dengan pilihan kata yang kurang tepat atau kekerasan tulis dalam menjeneralisasikan kaum perempuan tanah (sebutan familiar untuk perempuan asli Papua), sudah tentu ini menjadi protes yang tentu merendahkan martabat perempuan tanah. Jika ini serius diprotes dan digugat yang bersangkutan bisa dilaporkan kepada pihak berwajib (penegak hukum) karena melakukan kekerasan tulisan kepada perempuan tanah seluruhnya dan jika diproses hukum bisa terancam pidana karena ada aspek legal yang sudah menjamin oleh pemerintah melalui UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Dari semua persoalan tidak semerta-merta itu buruk dan salah karena dari peristiwa bisa muncul aturan dan kebijakan dengan tujuan baik. Semoga yang bersangkutan dalam permohonan maaf harus dilakukan dengan penuh kerendahan hati dan empati.
Akhir Kata sebagai close statement, Jika idea utama Tuhan menciptakan manusia itu sama di mata-Nya pastikan terpelihara secara berkelanjutan sikap saling menghormati dan menghargai perempuan didalam praktek kehidupan social sehari-hari. 

Best Regards, Bravo Perempuan Tanah....! Created By. Gerry Way




Kamis, 25 Juni 2020

Membangun Maybrat dengan Filosofis Anu Beta Tubat dan Teofany

Doc. Pakaian Adat Maybrat
Membangun merupakan kata kerja proaktif yang harus di follow up oleh pemerintah, masyarakat adat (Indigenous People), dan stakeholders dengan satu tujuan yaitu adanya peningkatan derajat kehidupan manusia sebagai subject pembangunan yang ada didalam suatu daerah yang memiliki wilayah administrasi tetap. Jika ketidakmajuan ditemui di suatu wilayah administrasi, maka kemajuan didalam segala aspek pembangunan harus diperjuangkan oleh sumber daya manusia yang cerdas secara intelektual, sosial dan moral untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan yang objective dan berkelanjutan dari periode masa ke masa.

Daerah administratif yang boleh dikatakan masih muda pemekarannya dari kabupaten induk,  sudah tentu memberikan challenging tersendiri buat pemerintahan defenitif untuk mengisi pembangunan disegala aspek. Tantangan terbesar pembangunan saat ini bukan kondisi geografis tetapi masyarakat adat itu sendiri dengan mindset yang terpola berdasarkan tradisi nilai-nilai sosial budaya dari generasi ke generasi yang juga membentuk karakter secara individu dan komunitas.

Jika tantangan utama hari ini adalah masyarakat adat maka approach yang dilakukan juga harus dengan pendekatan berdasarkan filosofis Anu Beta Tubat dan Historis Teofany yang eksistensinya pernah ada di negeri leluhur Maybrat. Memang tidak mudah melakukannya namun bukan berarti tidak bisa dilakukan, bisa dilakukan jika pemimpin yang hadir saat ini memahami filosofis pembangunan dan berdiri diatas semua kepentingan dengan approach nilai-nilai kebersamaan anu beta tubat dan message teofany yang pernah dinubuatkan oleh hamba Tuhan Pendeta Ruben Rumbiak dalam menjalankan misi amanat Agung di bumi negeri leluhur orang Maybrat.

Sehingga sebagai pemimpin dan masyarakat adat yang merupakan wakil Allah dan umat-Nya saat ini harus menyatukan persepsi dan etnonasionalisme daerah yang bergerak membangun negeri leluhur dengan ide penuntun utama yaitu melalui kearifan local kebersamaan (Anu Beta Tubat) dan wahyu Tuhan (Teofany). Ide utama ini sebagai instrument agar manusia Maybrat tetap dalam koridor-Nya, namun idea ini interpretasinya antara konsep dan praksis diselewengkan iblis didalam pemikiran modern saat ini dengan tujuan agar manusia terus dibuat bodoh dan tidak memiliki pengetahuan sorga yang ber-impact terhadap degradasi moral.

Akhir Kata “ Berkat bisa menjadi kutuk” sebagai subject moral khususnya masyarakat Maybrat untuk terus berpegang pada ide penuntun utama dari Tuhan melalui kearifan lokal dalam membangun dan koridor teofany yang memiliki syarat yaitu tetap memelihara persatuan, kerendahan hati dan takut akan Allah dengan menghormati-Nya didalam seluruh eksistensi kita di dunia yang fana ini.

Best Regards, Bonot Sau - Nema Anu Beta Tubat Maybrat - Author by. Gerry Way

Jumat, 19 Juni 2020

Keunikan Objek Kota Jayapura Yang Harus di Kembangkan Dengan Aspek Ekowisata

Doc. Base G Beach Jayapura City
Jika keindahan adalah milik Tuhan yang terlihat disekitar kita melalui object karya-Nya, maka  sebagai subject  moral  pastikan manusia mempertahankan keseimbangan dan keindahan alam dengan sistem manajemen lingkungan yang  tersedia dan berkelanjutan melalui Environmental Policy yang di action oleh setiap individu dan organisasi dengan aware terhadap ketaatan peraturan, perlindungan lingkungan, perbaikan berkelanjutan dan mewujudkan kota smart ramah lingkungan. Kebijakan dikeluarkan dari ide berdasarkan actual condition agar ekspektasi keseimbangan sebagai ide penuntun utama tetap terpelihara dan berkelanjutan di dalam konsep dan praksis.

Berangkat dari kata keindahan dan keseimbangan terpancar di alam sejauh mata memandang ada karya mengagumkan yang dinikmati oleh panca indra ini. Sejenak terpikirkan di dalam pikiran yang penuh tanya dalam proses belajar memahami keadaan sekitar dan mencoba memberikan sumbangsi pemikiran sebagai tanggungjawab moril karena ada hubungan emosional yang terlahir dan bertumbuh di kota ini. Kota Jayapura yang mengagumkan secara geografis memiliki contour yang unik dimana terdapat ketinggian gunung, bukit, garis pantai, teluk indah di dalam kota dan memiliki subject moral demografis yang heterogen.…Wow, this is amazing.

Melalui keunikan yang dimiliki sudah seharus menjadi tanggungjawab pemerintah, masyarakyat pemilik hak hulayat dan stakeholder untuk bersinergi dan kerjasama secara terintegrasi didalam menuangkan ide konsep ekosiwisata swakelola melalui pendampingan dan bimbingan teknis terhadap local community sebagai bentuk kemandirian mengelola potensi local berbasis konsep ekowisata atau ekoturisme yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan social budaya ekonomi masyarakat local serta aspek pembelajaran dan pendidikan. 

Sehingga dengan meningkatnya arus urbanisasi dan migran yang semakin massif di kota Jayapura dan segala rutinitas aktivitasnya membuat manusia membutuhkan tamasya (picnic) untuk menghilangkan penat sebagai kebutuhan psikologis manusia, dan ini merupakan opportunity yang harus dimanfaatkan, misalnya dengan memanfaat pantai-pantai yang ada didalam kota sebagai destination utama warga kota yang dimana dikembangkan beberapa pantai dengan konsep ekowisata sehingga pada saat pengunjung datang mereka juga mendapatkan edukasi dari local guide yang kompenten misalnya terkait dengan waste management atau pengunjung juga diingatkan agar sampah yang ditimbulkan harus dikelola dengan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce) dan bahaya yang ditimbulkan dari aspek lingkungan yang tidak dikendalikan (control) dengan baik.

Sebagai warga kota secara administrasi sudah seharusnya timbul rasa aware terhadap kota yang memberikan kehidupan kepada kita, dengan mendukung program pemerintah membangun kota yang memberikan kenyamanan, keamanan dan kebersihan lingkungan tanpa mengurangi dan menghormati social budaya local, sehingga dengan demografi yang heterogen merupakan keunikan tersediri menjadi kekuatan untuk membangun kota layak huni bagi semua kalangan.

Akhir kata “jika potensi sumbedaya alam tersedia maka kita membutuhkan sumber daya manusia kompoten yang memiliki konsep natural jangka pendek, menengah dan panjang untuk merencanakan dan mengeksekusi pembangunan berwawasan lingkungan di kota ini, menjadi smart city yang ramah lingkungan”. Jika ide utama sudah ada pastikan konsep dan praksis tidak terlepas dari ide penuntun.

Best Regards - Environmental Friendly, Created By Gr-Way



Rabu, 03 Juni 2020

Instrumen Pengendalian Aspek dan Dampak Lingkungan

Written By. Gerry Way
Dengan berfilsafat manusia dapat mencari, memahami dan mencintai kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan yang terbatas di bumi ini. Jika keberadaan bumi secara default sudah ada sistem keseimbangan, maka aspek-aspek dari suatu kegiatan yang berpotensi memunculkan ketidakseimbangan harus  di control agar keseimbangan itu tetap terjaga dan stabil. Kita sedang berpijak pada bumi satu-satunya planet yang memberikan kehidupan, sehingga keberadaan planet ini begitu significant untuk kelangsungan kehidupan manusia dan keberadaan makhluk hidup lainnya. 

Hal yang paling fundamental sebagai cara terbaik untuk mempertahankan dan memperjuangkan keseimbangan itu tetap stabil adalah merubah perspective manusia tentang lingkungan. Alam semesta dan lingkungannya tidak dipandang sebagai object yang harus dieksploitasi guna memenuhi gaya hidup manusia (human lifestyle) semata, tetapi wajib dimanfaatkan secara bijaksana dengan hukum-hukum keseimbangan alam semesta yang harus dicari dan berjalanlah sesuai dengan kearifan dari norma-norma alam itu sendiri guna memenuhi kebutuhan primer manusia.

Berangkat dari latar belakang tersebut maka segala upaya dilakukan dengan mempertahankan keseimbangan lingkungan melalui kebijakan, regulasi, sistem manajemen lingkungan dan teknologi tepat guna sebagai instrument pengendalian terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi keseimbangan alam dan lingkungannya. Permasalahan dan ekploitasi lingkungan yang berlebih tidak hanya diselesaikan dengan pendekatan technical partial tetapi harus secara holistic melalui pendekatan aspek social dan ecology.

Dengan hadirnya kelompok atau organisasi environmentalist dan kaum ekofeminisme serta lembaga resmi pemerintah bukan semata-mata menolak kehadiran pembangunan, namun lebih kepada memberikan advise dengan ilmu pengetahuan agar setiap kegiatan harus memperhatikan dan mengendalikan timbulan aspect impact direct terhadap lingkungan dengan instrument pengendalian yang effective. Melihat pentingnya lingkungan dan kelanjutan peradaban yang terus berkembang dari imajinasi dan akal manusia, maka ada begitu banyak kegiatan-kegiatan yang muncul saat ini untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup manusia harus dikendalikan sehingga bencana social dan ecology tidak terjadi secara sporadis. 

Organisasi sebagai corporate multinational yang bergerak pada bidang oil & gas dan eksploitasi tambang mineral lainnya sudah harus wajib berkomitmen secara tertulis didalam dokumen AMDAL dan dieksekusi melalui upaya pemantauan dan pengelolaan lingkungan dari pra-kegiatan, operasi dan pasca operasi dengan berbagai instrument pengendalian yang objective, agar dampak lingkungan bisa diminimalisasi guna eksistensi organisasi dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) secara dinamis dipertahankan. Ada begitu banyak instrument yang dugunakan untuk pengendalian kegiatan yaitu seperti menerapkan implementasi ISO 14001:2015 dan PROPER KLHK sebagai sistem yang cukup effective membantu organisasi memperhatikan environmental aspect impact dan operational control yang applicable. Jika Implementasi sistem ISO 14001 merupakan standar internasional dengan siklus Plan, Do, Check, Act (PDCA)  dan Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) yang merupakan program unggulan dari pemerintah (KLHK), maka keduanya harus dipikirkan polanya agar disinergikan untuk saling support memenuhi kriterianya masing-masing.

Akhir kata sebagai close statement, Jika begitu banyak konsep pengendalian dampak lingkungan pastikan dimaksimalkan implementasinya sesuai pola yang tepat, agar ada keseimbangan secara socialecology dan tanpa mengurangi stabilitas ekonomi.

Best Regards - Created By. Gr-Way


Senin, 25 Mei 2020

Sosok Geroris Gerry Way Perwakilan pemuda Papua di Tangguh

Doc. Kadate Publish Local Media
Memiliki latar belakang sebagai sarjana Teknik Lingkungan telah mengantarkan pemuda berdarah Maybrat ini bekerja di Tangguh LNG. Sebagai “anak baru” di Departemen Lingkungan, Gerry harus mengasah kemampuan, baik secara teori maupun praktik, melalui berbagai tugas yang diberikan pemimpin. Meski dapat melalui semuanya dengan mudah, namun tantangan sebagai Environmental Management System (EMS CoachPelatih Sistem Manajemen Lingkungan) ternyata diuji manakala dirinya harus berdiri di hadapan puluhan dan ratusan pekerja, menyampaikan presentasi, dan memimpin diskusi tentang penerapan kepatuhan terhadap sistem manajemen lingkungan di Tangguh. Berbagai tantangan semakin memperkaya alumnus Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) ini.

Berikut wawancara Kadate dengan Gerry sebagai perwakilan pemuda Papua di Tangguh.

Apa Tanggapan Gerry terhadap keberadaan pemuda Indonesia saat ini, secara khusus pemuda/ generasi muda Papua?

Ketika kita berbicara tentang pemuda, saya jadi teringat kalimat yang pernah disampaikan Ir. Soekarno, Sang Proklamator negeri kita. Ir. Soekarno berujar, “berikan saya sepuluh pemuda, niscaya akan guncang dunia,”. Pernahkah kita sebagai pemuda berpikir mengapa Ir. Soekarno mengeluarkan statement seperti begitu dan apakah peran pemuda sangat penting dalam mengisi kemerdekaan di segala aspek kehidupan serta pembangunan di negeri kita tercinta ini….? Jawabannya, ya, karena ketika berbicara tentang pemuda maka disitu melekat jiwa yang penuh dengan semangat, kritis, dinamis, kreatif, inovatif, idealisme dan nilai-nilai positif lainnya. Tetapi menurut hemat saya, 10 pemuda yang dimaksud Sang Proklamator bukanlah pemuda sembarangan, tetapi pemuda yang punya tujuan hidup yang jelas dan mau belajar secara berkesinambungan untuk mengembangkan potensi dirinya semaksimal mungkin yang diimplementasikan guna kemajuan suatu bangsa. Melihat perkembangan pemuda Indonesia saat ini dan lebih khusus pemuda yang berada di ujung timur Indonesia, yaitu Papua, sedikit demi sedikit mengalami kemajuan sejak diberlakukan Undang-Undang Otonomi Khusus No. 21 Tahun 2001. Namun yang diharapkan dari pemuda Papua adalah bagaimana perspective mereka harus berubah kearah yang positif. Jika ini terjadi maka sudah pasti tindakan mereka juga positif sesuai perspective dan pola pikir mereka.

Saya melihat hampir setiap waktu pergerakan massa yang dilakukan di Papua untuk demonstrasi di kota-kota studi seperti Jayapura dan Manokwari, tuntutan mereka yaitu memisahkan diri dari NKRI. Hal tersebut tentu bertentangan dengan konstitusi negeri ini dan secara hukum pasti ditindak tegas karena mengancam kedaulatan bangsa dan negara.  Pemuda di Papua harus merubah paradigma berpikir dan bertindaklah dengan penuh hikmat.

Pemuda harus menemukan potensi dirinya dan kembangkan itu sebagai wujud dalam mengisi kemerdekaan yang telah dicapai oleh para pejuang atau pahlawan negeri ini. Satu hal yang pasti, perubahan akan selalu terjadi dan tidak ada teori atau satu orang pun yang dapat menghentikan perubahan itu. Jika pemuda masih berpikir dengan cara-cara klasik, sudah pasti mereka akan semakin termarjinalkan serta hanya menjadi object dan bukan subject pembangunan di lingkungan domisili Anda dan di Tanah Papua pada umumnya. Saya mengajak rekan-rekan pemuda, teruslah belajar dan kembangkan secara maksimal segala potensi yang ada pada diri kita.

Bagaimana pula penerapan norma-norma oleh generasi muda Papua dalam kehidupan sehari-hari? Apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan?

Menurut hemat saya, generasi muda sebaya seperti saya belum maksimal dalam menerapkan norma-norma yang berlaku, terutama dalam sikap dan tutur kata. Pemuda saat ini mudah terprovokasi atau terpangaruh dengan situasi tanpa lebih dulu melakukan konfirmasi atau seleksi terhadap berbagai informasi yang diterima. Itulah mengapa, disini dibutuhkan organisasi-organisasi kepemudaan untuk lebih berperan aktif menanamkan pemahaman dan semangat kepemudaan lewat program kerja yang objective atau tepat sasaran untuh menggali potensi pelajar dan pemuda agar dapat melakukan kontribusi yang besar untuk kemajuan pembangunan di segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai pemuda Papua, apa yang harus dilakukan saat ini untuk mengisi pembangunan terutama dalam tindakan nyata sehari-hari?

Saya sangat terinspirasi oleh semangat para pemuda terdahulu yang berkontribusi besar dalam membuat perubahan yang signifikan untuk menyatukan pemuda secara nasional agar dapat merebut kemerdekaan dari colonial. Dari semangat mereka dan nilai-nilai kepemudaan yang tinggi, lahirlah Sumpah Pemuda yang terjadi pada 28 Oktober 1928. Sebagai pemuda, saya memaknai diri dengan menanamkan lagi nasionalisme untuk bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesi (NKRI). Dalam kehidupan sehari-hari, hal itu bisa dimaknai dan diimplementasikan ke berbagai aspek. Jika Anda seorang pelajar, pastikan terapkan gaya hidup disiplin untuk belajar dan berprestasi di sekolah serta investasikan hidup diusia muda Anda melalui kegiatan-kegiatan positif. Jika Anda seorang pemuda yang sudah bekerja dimanapun, pastikan bekerjalah secara professional, bersikaplah dengan nilai integritas, dan temukan potensi serta kembangkan kapasitas diri Anda dalam mengisi kemerdekaan guna kemajuan peradaban bangsa kita, satu bahasa tumpah darah tanah air.

Best Regards, "If I think I can then I certainly can" - Created by Gr-Way

Minggu, 24 Mei 2020

Keseimbangan Alam Semesta Yang Terganggu Oleh Kegiatan Manusia

Doc. Ilustrasi Keseimbangan 
Sejenak terpikir didalam imajinasi tentang latar belakang terjadinya kosmos dan keseimbangan sistem alam semesta (balance of the universe system) yang harus diakui manusia sebagai idea dan default Tuhan dalam menciptakan sistem kosmos dengan prinsip keteraturan didalam tatanan kosmos itu sendiri, maka tugas manusia adalah mengelola hidup dan kehidupan yang di anugerahkan-Nya dengan penuh tanggungjawab melalui nilai-nilai kearifan, norma dan aturan hukum yang berlaku sebagai instrument control yang mengikat manusia sebagai subject moral untuk menjaga keberkelanjutan kehidupan guna mempertahankan eksistensi manusia dan keseimbangan sistem ekologi (ekosistem).

Pada prinsipnya sistem ini berjalan dengan keteraturan yang digerakan oleh Sang pencipta yang kita kenal dengan Tuhan, sehingga alam itu secara berkesinambungan punya cara dan mampu untuk memulihkan dirinya dari beban pencemaran yang masuk ke lingkungan guna mempertahankan stabilitas keseimbangan itu. Namun daya dukung lingkungan (carrying capacity) juga memiliki keterbatas jika beban pencemaran yang masuk ke lingkungan, yang bersumber dari  aktivitas atau melalui campur tangan manusia melebihi kemampuan alam itu sendiri.

Sehingga apa yang termuat didalam deskripsi singkat diatas tentang kosmos dan sistemnya membuat manusia harus menggunakan pikiran dan akalnya untuk mengidentifikasi dan mencari root cause atau penyebab dari ketidakseimbangan yang muncul dan diikuti oleh dampak ekologis yang  sewaktu-waktu akan terjadi serta solusi pengendalian yang dilakukan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia.

Kenapa ini menjadi signifikan karena hukumnya sederhana jika sistem keseimbangan alam semesta dari Sang Kreator Agung begitu sempurna, maka manusia sebagai makhluk mulia yang dilengkapi dengan akal dan pikir harus mempertahankan stabilitas keseimbangan itu agar tidak terjadi bencana ekologis yang mengancam eksistensinya di bumi yang terbatas ini. Sehingga dengan risk yang akan terjadi maka keseimbangan lingkungan harus dikendalikan dengan berbagai instrument buatan manusia berupa Regulasi, Sistem Manajemen Lingkungan, Teknologi dan Soft skill.

Akhir kata jika manusia dikatakan sebagai makhluk konsumen yang bergantung kepada alam yang merupakan produsen dan microorgnisme sebagai pengurai maka kembalilah memanfaatkan kehidupan dibumi dengan mengelola aspek signifikan yang timbul dari kegiatan manusia melalui instrument pengedalian yang tersedia dan tidak mengeksploitasi alam untuk memenuhi keinginan gaya hidup (lifestyle) yang dominan dari kebutuhan primer. 

Best Regards, Created by Gerry Way